Kamis, 29 Desember 2011

Dasar-dasar Instruksi Pada R-Programming

R-Programming merupakan software yang mengusung pola CASE SENSITIVE pada setiap instruksi ataupun fungsi yang digunakan di dalamnya. Berikut adalah Dasar-dasar instruksi dan contohnya.


1. Bantuan yang disediakan
Untuk mengetahui ada atau tidaknya instruksi yang kita inginkan atau apa saja yang disediakan oleh R, serta mengetahui cara penggunaannya, maka dapat mengetikkan instruksi ini pada prompt yang tersedia :
a. > help(‘instruksi’) => untuk melihat keterangan dari sebuah instruksi yang
> ?’instruksi’ disediakan oleh R.
b. > example(‘instruksi’) => untuk melihat contoh penggunaan dari instruksi yang ada.
c. > demo() => untuk melihat keterangan paket-paket tambahan (misalnya grafik, dsb) yang terdapat pada R.
d. > demo(‘paket’) => untuk mendemokan paket-paket tambahan tersebut.

Bantuan lainnya :
a. > ls() => untuk melihat variabel-variabel yang pernah digunakan.
b. > rm(‘variabel’) => untuk menghapus variabel yang disebut.
c. CTRL+L => untuk membersihkan layar workspace atau ruang kerja

2. Untuk menginput data
Pada prompt yang tersedia, ketikkan instruksi ini :
a. >’var’= c(‘data’) => menginput data langsung pada konsol R yang tersedia. Data yang diinput merupakan vektor, array atau karakter.
b. >’var’=scan() => menginput data langsung pada konsol R yang tersedia dengan cara mengetik sendiri data yang akan dimasukkan. Data yang diinput merupakan vektor.
c. >’var’=edit(data.frame()) => menginput data melalui data frame. Data yang diinput merupakan list.
d. >’var’=scan(‘data.txt’) => menginput data dari luar melalui file notepad atau word processor sederhana lainnya. File yang akan dipanggil sebaiknya disimpan satu folder program R yang telah terinstall.

3. Untuk mengedit data
Pada prompt yang tersedia, ketikkan instruksi ini :
a. >’var1’= edit(‘var2’) => merubah variabel 2, kemudian disimpan ke variabel 1.
b. > fix(‘variabel’) => merubah variabel yang disebutkan diantara ‘()’ , kemudian disimpan otomatis ke variabel tersebut tanpa harus menyebutkannya lagi.
Contoh :
> fix(a)
> a
[1] 1 2 3 4 5
c. >’var1’= edit(data.frame(‘var2’)) => merubah variabel 2 melalui data frame, lalu disimpan ke variabel 1.

4. Untuk membuat fungsi
Pada prompt yang tersedia, ketikkan instruksi ini :
a. >’var’= function(‘parameter’) => membuat sebuah fungsi, lalu disimpan ke dalam variabel yang telah disebutkan. Harap diingat, parameter yang disebutkan diantara ‘()’ harus sama dengan parameter dalam fungsi yang akan dibuat.
Contoh :
> e=function(x)
+ { (x^2)+(2*X)+19 }
> e
function(x)
{ (x^2)+(2*X)+19 }
b. > source(‘fungsi.r’ ) => memanggil fungsi yang telah dibuat sebelumnya menggunakan notepad atau word processor sederhana lainnya. Perlu diingat, file tersebut harus disimpan bersama dengan program R yang telah terinstall. File tersebut juga harus berekstensi R.


5. Untuk mengedit fungsi
Pada prompt yang tersedia, ketikkan instruksi ini :
a. > fix(‘var fungsi’) => sama seperti penjelasan 3 (b).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar