Selasa, 02 November 2010

pengawasan dan evaluasi kinerja pada kegiatan pemuda

I.Pendahuluan
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata΄ala, karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul pengawasan dan evaluasi kinerja pada kegiatan pemuda.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi pembaca dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
II.Isi
Pengawasan pada kegiatan kinerja mahasisiwa sangatlah penting untuk dilakukan. Oleh sebab itu diperlukan peran dari semua pihak-pihak yang bersangkutan untuk melakukan pengawasan agar semuanya bisa berjalan dengan baik. Hasil dari kegiatan-kegitan tersebut juga perlu dilakukan evaluasi agar hasil akhirnya nantnya bisa maksimal, selain itu peran anggota di dalam suatu kegiatan tersebut juga penting. Pengawasan tidak hanya dapat dilakukan oleh para anggota yang tergabung di suatu organisasi tersebut.
III.Kesimpulan
Pengaawasan dan evaluasi pada kegiatan pemuda sangatlah perlu, agar mendapatkan hasil yg maksimal.

Kepemimpinan pada kegiatan pemuda atau mahasiswa

Pendahuluan
Meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa beberapa jenis kepribadian lebih berperan dibanding yang lain dalam hal kepemimpinan, namun yang menjadi “berita bagus” adalah bahwa kepemimpinan adalah sebuah keterampilan.Dan keterampilan seperti halnya kita terampil menjahit pakaian atau mengetik dengan sepuluh jari, hal itu dapat dipelajari. Terlebih lagi, bahwa kepemimpinan bukanlah suatu produk akhir, hal itu akan terus menerus menjadi proses yang berlangsung dalam upaya untuk penyempurnaan dan perbaikan.
isi
Ir. Sukarno pernah berkata: “Berikan saya 10 orang pemuda, akan saya ubah dunia”. Dalam pepatah arab juga dikatakan “syubbanul yaum rijaalul ghod (pemuda hari ini adalah pemimpin masa depan”. Atau ada juga istilah lain yang mengatakan bahwa pemuda adalah tombak perjuangan bangsa.
Beberapa ungkapan tersebut sama-sama menunjukkan bahwa ternyata pemuda mempunyai peranan penting dalam memperjuangkan bangsa. Pemuda adalah generasi masa depan yang dengan tangannya diharapkan dapat mengubah bangsa menuju bangsa yang bermoral dan beradab serta bangsa yang mempunyai peradapan maju.
Mahasiswa merupakan salah satu dari bagian pemuda tersebut. Oleh karena itu mahasiswa sebagai orang yang tertinggi jenjang pendidikannya diharapkan dapat menjadi agent of social change (agen perubahan social) di tengah-tengah masyarakat.
Apalagi jika melihat kondisi masyarakat saat ini yang semakin terpuruk, baik aspek moral, ekonomi, politik, pendidikan dan social. Maka, mahasiswa mempunyai tanggung jawab yang lebih berat dalam perbaikan kondisi masyarakat Indonesia ke depan. Bapak Prof. Malik Fajar juga mengatakan di UMM DOME pada acara pembukaan PESMABA 2007, mahasiswa dididik oleh Universitas untuk menjadi tenaga ahli, calon pemimpin dan sumber kekuatan untuk membangun peradaban masa depan.
Oleh karena itu, seharusnya bagi seorang mahasiswa untuk lebih meningkatkan kinerjanya dalam menjalankan tugasnya sebagai mahasiswa. Dalam artian bahwa mahasiswa tidak hanya belajar di dalam kelas. Namun, bagaimana dia bisa belajar melalui lingkungan dan terlibat dalam kegiatan-kegiatan keorganisasian. Baik yang intra kampus maupun yang ekstra kampus.
Kenapa harus aktif dalam organisasi?. Perlu disadari bersama bahwa materi yang kita dapat di kelas paling hanya 25 persen. Itu pun tidak mencakup seluruh aspek yang dibutuhkan di dalam masyarakat. Seperti, bagaimana mengatur dan memenej sesuatu dengan baik. Ilmu seperti ini hanya bisa didapat melalui kreativitas kita dalam berbagai macam kegiatan yang diselenggarakan di luar kelas.
Selain itu, kita sebagai mahasiswa juga perlu sadar bahwa menuntut ilmu itu tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Di mana dan kapan pun kita bias belajar, baik melalui kegiatan-kegiatan seperti seminar, diskusi, organisasi atau pun lingkungan kita.
Kesadaran akan hal ini sudah mulai merosot di kalangan mahasiswa. Sehingga tidak jarang ditemukan mahasiswa yang hanyan kuliah, habis kuliah langsung nangkring di jalan. Ada juga yang habis kuliah langsung pulang dan tidur-tiduran di kos, nonton TV dan lain sebagainya.
Beberapa kriteria tersebut tak layak untuk dilakukan oleh seorang mahasiwa yang benar-benar mau belajar dan ingin memperbaiki keadaan masyarakat bangsa. Bagaimana bisa memperbaiki masyarakat sedangkan dirinya belum baik?.
Dan yang perlu dilakukan oleh kita adalah bagaimana kita sekarang bisa introspeksi diri demi perjuangan bamngsa ke depan. Kekurangan yang pernah kita lakukan di masa lalu, kita perbaiki demi hari yang cerah di masa yang akan datang.
Khusus, untuk mahasiswa baru (MABA), ingat pesan orang tua yang telah merelakan kepergian Anda untuk menuntut ilmu. Renungkan sedalam-dalamnya apa pesan orang tua kepada Anda sebelum Anda beranjak dari rumah.
Semangat barumu adalah harapan bangsa. Langkah kakimu adalah perjuangan. Belajarmu adalah bekal. Jadikan setiap detik langkahmu sebagai bukti perhatianmu terhadap kondisi bangsa yang kian murat-marit. Karena Anda adalah pemimpin masa depan yang akan memperbaiki peradaban bangsa.
Menjadi Mahasiswa ideal
Sebagai generasi penerus bangsa, idealnya seorang mahassiswa dapat memberikan sesuatu yang terbaik untuk diri sendiri, orang tua, kampus dan Negara. Tentunya untuk menjadi mahasiswa yang baik dan bias memberikan manfaat kepada diri, orang tua dan kampus serta bangsa, maka seharusnya dia berusaha semaksimal mungkin untuk menuju itu.
Maka satu hal yang sangat penting dalam perjalanan seorang mahasiswa untuk bias menjadi mahasiswa yang baik serta dapat mengabdi kepada agama, masyarakat dan bangsa, yaitu hendaknya adanya kesadaran yang mendalam dirinya, bahwa dia adalah harapan agama, masayrakat dan bangsa.
Kesadaran tersebut tentunya tidak dapat muncul dengan sendirinya, walaupun bias, kemungkinannnya sangat kecil sekali. Nah, untuk menimbulkan kesadaran tersebut, maka kita harus mengetahui terlebih dahulu beberapa hal yang dapat mempengaruhi kondisi seseorang, yaitu fakor heriditas (keturunan) dan factor lingkungan.
Untuk itu, maka hendaknya seorang mahasiswa khususnya MABA mencari lingkungan yang baik, mulai dari memilih kost dan teman pergaulan sehari-hari. Sebab semua itu akan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perkembangannya.
Dengan memilih lingkungan yang baik, maka secarra tidak langsung akan timbul kesadaran yang baik pula dalam dirinya. Baik itu dengan aktif di berbagai organisasi, aktif membaca dan meulis. Karena dengan bekal inilah dia akan dapat mengabdi kepada agama, masyarakat dan bangsa ketika telah lulus dari perguruan tinggi.
PENUTUP
Permasalahan kepemimpinan di kalangan masyarakat sipil sudah selayaknya menjadi perhatian kita bersama, sampai sebelum semuanya terlambat lagi untuk dilakukan.

daftar pustaka
http://www.google.com
http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen
http://helmyhadisasono.blogspot.com

Perencanaan dan tujuan hidup

I.Pendahuluan
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata΄ala, karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudulperencanaan dan tujuan hidup.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi pembaca dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
II.Isi
Dalam kehidupan kita sering menjumpai berbagai masalah-masalah yang terkadang membuat kita mudah putus asa. Dari mulai masalah yang kecil hingga yang besar, masalah-masalah tersebut dapat datang dari segala persoalan yang ada di dekitar kita. Oleh sebab itu kita harus mempunyai perencanaan dan tujuan hidup yang jelas, itu adalah salah satu cara agar kita dapat menghadapi berbagai persoalan dan maslah yang terjadi di dalam kehidupan. Perencanaan dan tujuan hidup yang terarah dapat membawa kehidupan kita menjadi lebih baik, tentunya harus di imbangi dengan langkah nyata dari perencaan tadi.
III.Kesimpulan
Dalam hidup, kita harus membuat konsep kehidupan kita aga masa depan kita terarah dan jelas.

Organisasi pada kegiatan pemuda

I.Pendahuluan
Keikut sertaan para pemuda-pemudi kita dalam kegiatan atau organisasi pemuda sangatlah penting. Tapi sebagian dari mereka juga kadang banyak yang acuh terhadap kegiatan-kegiatan positif itu. Banyak dari mereka yang berfikir bahwa kegiatan yang di lakukan oleh para pemuda kita itu seperti “kurang kerjaan”, misalkan kita ambil contoh para pemuda yang sedang mengumpulkan sumbangan di jalan-jalan raya untuk para korban bencana alam. Mungkin ada para pemuda yang berfikiran bahwa hal itu “kurang kerjaan”. Oleh karena itu saya akan membahas tentang kegiatan-kegiatan yang dapat diikuti oleh para pemuda/mahasiswa.

II. Isi
Pemuda memikul tanggung jawab yang tidak kecil. Seorang pemuda harus bisa menjawab tantangan dan problem yang dihadapi zaman. Pemuda haruslah orang yang kuat; kuat secara lahir dan kuat secara batin.
Sebuah ungkapan Sunda ‘mengpeung keur ngora, diajar sing bener’ rasanya layak untuk menggambarkan bagaimana seharusnya seorang pemuda menjalani kesehariannya. Pertanyaanya, mengapa pemuda harus belajar? Karena pemuda memiliki tugas-tugas. Adapun tugas tersebut diantaranya:
Pertama, pemuda sebagai cadangan. Tidak bisa dipungkiri bahwa pemudalah yang akan melanjutkan estafeta struktur kemasyarakatan, yang akan menggantikan kaum tua. Kedua, pemuda sebagai agen perubahan atau pembaharu. Dengan tugas ini pemuda dituntut untuk kreatif dan inovatif demi sebuah kemajuan. Ketiga, pemuda sebagai da’i, penyeru dan pengajak kepada kebaikan.
Sebagai bagian dari pemuda, mahasiswa haruslah memiliki integritas, jiwa kepemimpinan dan jiwa sosial. Dan organisasi merupakan wadah yang tepat untuk mengasah dan melatih integritas, kepemimpinan dan jiwa sosial. Oleh karena itu, keberadaan organisasi di tengah-tengah mahasiswa memiliki peranan penting dalam pembentukan kejiwaan mahasiswa.
Menurut sifatnya, organisasi kemahasiswaan dibagi menjadi dua: organisasi kemahasiswaan intrakampus dan organisasi kemahasiswaan ekstrakampus. Intrakampus adalah organisasi mahasiswa yang memiliki kedudukan resmi di lingkungan kampus dan mendapat pendanaan kegiatan kemahasiswaan dari kampus. Sedangkan ekstrakampus pada umumnya terkait dengan aliran politik atau ideologi tertentu dan biasanya organisasi ekstrakampus bersifat independen, misalnya: Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), dan lain-lain. Organisasi mahasiswa tidak hanya terdapat di dalam negeri, di luar negeri pun terdapat organisasi mahasiswa berupa Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI), di Mesir dan Pakistan dikenal dengan PPMI (Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia).
Berikut beberapa organisasi intra kampus:

1. Dewan Mahasiswa dan Majelis Mahasiswa
Pada masa keemasannya Dewan Mahasiswa dan Majelis Mahasiswa memiliki peranan yang sangat diperhitungkan. Dewan Mahasiswa mempunyai fungsi sebagai badan eksekutif atau pelaksana, sedang Majelis Mahasiswa memiliki fungsi sebagai legislatif. Mahasiswa dan Majelis Mahasiswa sifatnya independen. Ketua Dewan Mahasiswa dipilih melalui siding umum Majelis Mahasiswa. Untuk menjalankan Fungsinya Dewan Mahasiswa membentuk KODEMA (Komisariat Dewan Mahasiswa) atau di beberapa perguruan tinggi disebut Senat Mahasiswa. KODEMA dipilih dalam pemilu secara langsung oleh Badan Keluarga Mahasiswa untuk masa jabatan dua tahun. Karena sikap kritis yang ditunjukkan Dewan Mahasiswa dan Majelis Mahasiswa, sekitar tahun 1978-an Dewan Mahasiswa dan Majelis Mahasiswa dibekukkan pemerintah. Kebijakan pembekuan ini dikenal dengan Normalisasi Kehidupan Kampus (NKK) dan sebagai pengganti dari kedua lembaga tersebut dibentuklah Koordinasi Kemahasiswaan (BKK).
2. Senat Mahasiswa
Senat Mahasiswa dibentuk pada saat kebijakan NKK. Pada awalnya Senat Mahasiswa dibentuk hanya pada tingkat fakultas tidak tingkat universitas. Tapi pada tahun 1990, pemerintah tidak melarang pembentukan Senat Mahasiswa tingkat universitas dengan syarat model student government yang dianut oleh Dewan Mahasiswa tidak diberlakukan. Model yang diperbolehkan pemerintah saat itu adalah kumpulan ketua-ketua lembaga kemahasiswaan (ketua Senat Fakultas, ketua Unit Kegiatan Mahasiswa dan ketua Badan Perwakilan Mahasiswa). Model seperti ini mendapat tentangan dari pihak universitas. UGM adalah pelopor pembentukan Senat Mahasiswa memakai model student government.
Dalam pelaksanaannya Senat Mahasiswa membentuk Keluarga Mahasiswa Jurusan atau Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) yang merupakan organisasi di tingkat jurusan keilmuan. HMJ berkoordinasi dengan Senat Mahasiswa dalam melakukan kegiatan internnya. Biasanya Senat Mahasiswa merupakan badan eksekutif sedang fungsi legislatif dijalankan oleh Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM).
Dalam perjalanannya, Senat Mahasiswa menjelma menjadi lembaga legislatif, sedang Badan Pelaksana Senat Mahasiswa menjadi badan eksekutifnya. Akhir-akhir ini Badan Pelaksana diganti dengan istilah yang lebih praktis yaitu Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM).
3. Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM)
BEM merupakan badan pelaksana yang menjalankan fungsi laiknya pemerintah (lembaga eksekutif). BEM dipimpin oleh ketua atau presiden yang dipilih melalui pemilu mahasiswa setiap tahunnya. Beberapa tugas pokok BEM antara lain: mewakili mahasiswa di tingkat universitas; merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan ekstra kurikuler di tingkat universitas melalui Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM); menjadi media komunikasi antara universitas dan mahasiswa; dan memberikan pendapat, usul dan saran kepada rektor terutama yang berkaitan dengan fungsi dan pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Sedang fungsi BEM antara lain: perwakilan mahasiswa di tingkat universitas sebagai penampung dan penyalur aspirasi mahasiswa dalam lingkungan universitas; perencanaan dan penetapan garis besar program kegiatan kemahasiswaan di tingkat universitas; komunikasi mahasiswa antarlembaga kemahasiswaan di tingkat fakultas atau jurusan dan unit kegiatan mahasiswa; dan pengembangan keterampilan manajemen.
4. Badan Perwakilan Mahasiswa
Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) adalah organisasi mahasiswa intra universitas di Indonesia yang dibentuk saat pemberlakuan kebijakan NKK tahun 1978. Sejak tahun 1978 sampai tahun 1989, BPM memiliki kerancuan fungsi dengan Senat Mahasiswa
dimana BPM dan Senat Mahasiswa adalah sama-sama wakil mahasiswa dan sama-sama ada pada tingkat fakultas. Akan tetapi pada aturan mainnya, BPM berfungsi sebagai legislatif sedang senat sebagai badan pelaksana. Akhirnya pada tahun-tahun belakangan BPM dihapuskan dan fungsinya diambil alih oleh Senat Mahasiswa dan BEM melaksanakan fungsi eksekutifnya.
5. Unit Kegiatan Mahasiswa
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) adalah wadah aktivitas kemahasiswaan untuk mengembangkan minat, bakat dan keahlian tertentu bagi para aktivis yang ada di dalamnya. Secara umum UKM dibagi menjadi tiga kelompok: unit kegiatan olahraga, unit kegiatan kesenian, dan unit khusus (Pramuka, Resimen Mahasiswa, Pers Mahasiswa, Koperasi Mahasiswa, dan lain sebagainya). Salah satu fungsi UKM adalah merencanakan, melaksanakan, dan mengembangkan kegiatan ektrakurikuler mahasiswa terutama dalam bidang bakat dan minat mahasiswa dan kesejahteraan mahasiswa serta pengabdian masyarakat.
6. Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ)
Merupakan organisasi yang terikat oleh jurusan keilmuan dalam ruang lingkup fakultas tertentu. Umunya bersifat otonom dan menginduk kepada Senat Mahasiswa atau BEM. Adapun tugas HMJ antara lain menyelenggarakan kegiatan yang bersifat penalaran dan keilmuan sesuai dengan program studi pada jurusan. Sedang fungsi HMJ adalah sebagai wahana atau wadah pelaksanaan kegiatan yang bersifat penalaran dan keilmuan sesuai dengan program studi pada jurusan. HMJ mempunyai nama lain seperti Keluarga Mahasiswa Jurusan atau Korps Mahasiswa Jurusan. Contoh dari HMJ adalah Korps Mahasiswa Komunikasi (FISIP), Himpunan Mahasiswa Sejarah (Fakultas Ilmu Budaya), dan lain-lain. Biasanya Himpunan Mahasiswa Jursan ini membentuk jaringan-jaringan dengan skala nasional sesuai dengan studi jurusan keilmuannya. Wallâahu a'lam.

III.kesimpulan
Dari hasil pembahasan di ats, kita dapat mengetahui kegiatan-kegiatan yang ada dapat diikuti pemuda/mahasiswa.

IV. Daftar pustaka
http://detikkpmjb.ucoz.com
google.com

Penerapan manajemen dalam kehidupan mahasiswa

I . pendahuluan
pemahaman kepada kita tentang pendekatan ataupun tata cara penting dalam meneliti, menganalisis Ilmu manajemen berkembang terus hingga saat ini. Ilmu manajemen memberikan dan memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan manajerial. Yang dapat diartikan sebagai ilmu dan seni tentang upaya untuk memanfaatkan semua sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan secara efektif dan efesien. Perkembangan ilmu manajemen yang semakin pesat melahirkan sebuah prinsip – prinsip manajemen yang baik. Dalam rangka menunjang kemajuan perkembangan sistem perguruan tinggi yang baik. Penerapan prinsip manajemen mutu perguruan tinggi sangatlah dibutuhkan, untuk menjamin terlaksananya perbaikan mutu secara berkelanjutan.
Agar penerapan prinsip manajemen mutu dalam suatu institusi perguruan tinggi menjamin terlaksananya perbaikan mutu secara berkelanjutan. Institusi harus menyusun sistem mutu dalam bentuk pedoman mutu (Quality Manual), tertulis sebagai acuan bagi semua orang yang terlibat dalam pencapaian standar-standar kinerja mutu yang ditetapkan. Implementasi sistem manajemen mutu harus diaudit secara berkala dalam rangka memperoleh masukan untuk manajemen review untuk penyempurnaan sistem itu sendiri
Sistem manajemen mutu yang diimplementasikan dengan komitmen yang konsisten, akan memberikan manfaat dan kesuksesan bagi semua pemangku kepentingan dalam institusi perguruan tinggi tersebut. Sehingga untuk mencapai manfaat dan kesuksesan tersebut harus dilandasi dengan beberapa prinsip manajemen mutu yang sudah ditetapkan.
II . isi

Mahasiswa adalah tonggak dari sebuah perubahan. Suatu istilah yang tentunya sudah tidak asing lagi kita dengar, yaitu bahwa “Mahasiswa Sebagai Agent Of Change/Agen Perubahan”. Mahasiswa selalu menjadi bagian dari perjalanan sejarah sebuah bangsa. Pemikiran kritis, dan konstruktif selalu lahir dari pola pikir para mahasiswa. Sikap idealisme mendorong mahasiswa untuk memperjuangkan sebuah aspirasi rakyat kepada penguasa, dengan cara mereka sendiri.

Peran mahasiswa sangatlah nyata bagi sebuah perubahan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Diamana peran mahasiswa itu sendiri diantaranya: 1) sebagai penganalisa, pemberi solusi terhadap fenomena ataupun peristiwa yang sedang terjadi di masyarakat, 2) sebagai pengamat dan pengontrol terhadap kebijakan dan keputusan pemerintah, 3) sebagai penyambung lidah atau penyampai aspirasi masyarakat kampus pada khususnya dan masyarakat luas pada umumnya, 4) sebagai penyampai kebenaran, 5) sebagai agen perubahan (agent of change), 6) sebagai generasi muda penerus masa depan bangsa.
Disamping itu semua, ada kisah yang menarik dalam kehidupan mahasiswa. Kehidupan yang menarik itu adalah kehidupan yang identik dengan kehidupan kos-kosan. Walaupun kondisi anak kos yang selalu identik dengan keprihatinan seperti yang ada dalam benak sebagian orang. Namun itu tidak semuanya benar. Karena ternyata masih ada diantara mereka yang sanggup merasakan kehidupan yang glamor dengan fasilitas dan kebutuhan yang selalu berkecukupan. Namun, jumlahnya tidak lebih banyak dari mereka yang kondisi ekonomi kosnya pas-pasan. Besar kecilnya pemasukan bergantung pada kiriman dari orang tua. Jika jatah dari orang tua habis sebelum akhir bulan, maka mulailah para anak kos ini beraksi untuk mencari pinjaman kepada teman yang dianggap lebih mampu. Tidak jarang sebagian dari mereka ada yang berhutang di kantin kampus atau warung ibu kos. Bulan berikutnya kembali berhutang, hanya berpindah dari satu teman ke teman lain.

Bagaimana jika teman sudah habis menjadi korban pinjaman? Langkah kedua adalah menjual aset berharga, mulai dari baju, tas, sepatu, dispenser, rice coocker, lemari, HP, dan bahkan sampai komputer. Jika dari kedua usaha di atas ternyata uang yang didapat belum mampu mencukupi kebutuhannya, maka ditempuhlah cara yang ketiga, yaitu memangkas pos pengeluaran yang penting. Misalnya, jatah pembelian buku, biaya makan, ongkos praktikum. Bahkan ada sebagian mahasiswa yang berani menggadaikan surat kendaraannya demi untuk memperoleh uang guna mencukupi kehidupannya di kos. Inilah manajemen kehidupan anak kos yang hidup dalam kondisi serba kekurangan. Disatu sisi kebutuhan hidup kian meningkat dan mau tidak mau harus segera dipenuhi dan disisi lain biaya kuliah yang terus membumbung tinggi dan harus segera dilunasi.

Kehidupan mahasiswa ataupun mahasiswi yang kondisi ekonomi dan kehidupan orang tuanya berada di kelas menengah ke atas, tentunya keadaan seperti ini tidak menjadi msalah. Kondisi ini jauh berbeda dengan kondisi kehidupan mahasiswa ataupun mahasiswi yang orang tuanya serba kekurangan.

Bagi mahasiswa ataupun mahasiswi yang masih mengandalkan kiriman uang dari orang tua, yang ekonomi orang tuanya menduduki kelas menengah ke bawah, keseharian mereka harus membagi dua fikiran dan konsentrasi belajarnya yang tidak mengenal tempat, saat belajar di ruang kuliah ataupun saat berada di kos-kosan. Disatu sisi mereka memikirkan kuliah yang semakin hari tugas semakin menumpuk apalagi jika sudah mendekati ujian tengah semester (UTS) ataupun ujian akhir semester (UAS). Seakan-akan tidak memberikan kesempatan lagi kepada otak untuk refressing. Disisi lain, mahasiswa ataupun mahasiswi ini harus memikirkan kondisi fisik orang tuanya yang semakin hari semakin lemah dan tentunya ekonomi orang tuanya pun juga ikut melemah. Apalagi bagi mereka yang orang tuanya tidak memiliki penghasilan tetap ataupun penghasilan sampingan. Keadaan seperti ini tentunya akan sengat mengganggu konsentrasi belajar para anak kos ini.

Namun ironisnya, manajemen kehidupan anak kos seperti di atas secara sadar dan bangga diadopsi oleh para mahasiswa dan mahasiswi Indonesia tidak terkecuali para mahasiswa dan mahasiswi yang ada di Kepulauan Bangka Belitung ini. Mereka dengan sadar dan senang hati menjalani kehidupan seperti ini, tanpa mau berusaha untuk mencari solusi dan jalan keluar terhadap masalah yang selama ini mereka hadapi.

Jika kita mau merenung dan berfikir sejenak, tentunya akan muncul pertanyaan-pertanyaan dari dalam benak kita. Mengapa semua ini menimpa kehidupan mahasiswa ataupun mahasiswi sebagai salah satu tonggak perubahan negeri ini? Mengapa kondisi ini terjadi di negeri yang kaya raya dengan sumber daya alamnya dan di negeri yang pernah mendapat julukan “Jamrud Katulistiwa” ini?
III . kesimpulan

Ada tiga perspektif yang bisa kita gunakan untuk menguraikan problematika yang kehidupan mahasiswa sebagai anak kos-kosan ini dan tentunya berawal dari kehidupan orang tuanya sebagai masyarakat (warga Negara) Indonesia.

Perspektif pertama, perspektif ekonomi hyang diajukan para ekonom, yang menyatakan bahwa, segala krisis yang terjadi adalah akibat fundamental ekonomi Indonesia yang lemah. Sehingga mereka mengajukan solusi untuk restrukturisasi utang luar negeri, meningkatkan ekspor, dan solusi lainya. Hal ini telah dilakukan tetapi tidak menyelesaikan masalah.

Perspektif kedua, perspektif politik. Penganut perspektif ini mengatakan bahwa, krisis yang terjadi bukan hanya disebabkan oleh rusaknya tatanan ekonomi, namun lebih disebakan oleh rusaknya tatanan politik, yang berefek pada tidak demokratisnya pemerintah. Beranjaknya dari analisis ini maka demokratisasi dilakukan di segala bidang, pemilihan presiden bahkan sampai pemilihan kepala daerah telah dilakukan secara langsung. Namun, ternyata hasilnya sampai saaat ini belum mampu menyelesaikan krisis multidimensional yang terjadi.

Perspektif ketiga adalah perspektif filosofi radikal. Teori ini memandang bahwa krisis multidimensional yang terjadi saat ini bukanlah semata-mata disebabkan oleh rapuhnya tatanan ekonomi dan rusaknya sistem perpolitikan, namun semua krisis ini disebabkan oleh rapuhnya idiologi Negara. Sehingga berimbas pada kesalahan penerapan sistem. Sistem yang diterapkan saat ini bukanlah sistem yang ideal namun sistem yang cacat sejak lahir dan bersifat self destructive yaitu tatanan sistem kapitalisme-sekuler. Sehingga solusi fundamental untuk menyelesaikan problem kehidupan mahasiwa ataupun mahasiswi serta masyarakat saat ini adalah mengganti sistim sekuler dengan sistem yang baru.

Kegagalan sistem kapitalisme tidak hanya terjadi di Indonesia saja, namun terjadi pula di Negara yang menjadi pengusung sistim ini yaitu Amerika Serikat (AS). Adalah sebuah pilihan yang bijak ketika mengarahkan perubahan sistem tersebut ke arah penerapan Syari’at Islam. Islam adalah satu-satunya idiologi yang mampu memancarkan kemuliaan, bahkan mempersatukan dua per tiga belahan dunia, dan mampu bertahan selama 1300 tahun. Serta berhasil memberi rahmat kepada alam, bukan hanya kepada orang islam semata. Sistem kapitalisme di bawah pimpinan Amerika Serikat belum mampu menyaingi kejayaan sistem Islam. Islam memberikan gambaran-gambaran jika Syari’at Islam diterapkan di bawah naungan Khilafah Islamiyah.

IV . daftar pustaka
http://www.google.com
http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen
http://obetubaydillah.blogspot.com