Kamis, 27 Juni 2013

Teknologi Sistem Informasi (TSI) Perbankan

Dalam dunia perbankan, dikenal sebuah istilah dengan nama system informasi perbankan. Sistem informasi perbankan adalah sistem yang terpadu untuk mendukung tugas pemeriksaan, pengaturan, dan pengawasan perbankan.
Nah, berikut ini beberapa tujuan dari sistem informasi perbankan, antara lain:
• Meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem pemeriksaan dan pengawasan bank;
• Menciptakan keseragaman dalam pelaksanaan tugas pemeriksaan dan pengawasan bank;
• Mengoptimalkan pemeriksaan dan pengawasan bank dalam menganalisis keadaan bank sehingga bisa meningkatkan mutu pemeriksaan dan pengawasan bank tersebut;
• Pihak yang berkepentingan mudah dalam melakukan audit trail; dan
• Meningkatkan integritas dan keamanan data serta informasi.
Sistem informasi perbankan terdiri atas tiga subsistem. Berikut ini 3 subsistem dalam sistem informasi perbankan.
1. Sistem Informasi Manajemen Pengawasan
Sistem ini merupakan sistem informasi yang digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas tugas-tugas pengawasan penelitian, dan pengawasan bank umum. Dengan begitu, pengawas bank bisa mengoptimalkan kegiatan dalam menganalisa maupun memperoleh informasi terkait dengan kondisi keuangan bank.
2. Sistem Informasi Bank dalam Investigasi
Sistem informasi perbankan ini berfungsi sebagai sistem informasi untuk meningkatkan kemudahan pemantauan tugas dan tertib administrasi dalam rangka investigasi tindak pidana yang ada dalam bidang perbankan. Dengan sistem ini, pemantauan bisa dilakukan yang berkaitan dengan investigasi atas dugaan tindak pidana yang dilakukan oleh suatu bank laporan penyimpangan telah diterima, jadwal investigasi, langkah-langkah telah dilakukan sampai hasil akhir investasi yang dimaksud.
3. Sistem Informasi Debitur
Sistem informasi kreditur merupakan sistem yang menyediakan informasi terkait dengan debitur baik secara perorangan maupun badan usaha yang diolah sesuai dengan laporan penyediaan dana yang diperoleh bank Indonesia dari pelopor.
Tujuan dari sistem informasi debitur terbagi menjadi 2, yaitu bagi pemberi kredit dan penerima kredit. Adapun tujuannya, antara lain:
Fungsi sistem debitur bagi pemberi kredit, yaitu:
• Membantu kelancaran dalam mempercepat proses analis maupun pengambilan keputusan pemberian kredit, dan
• Mengurangi adanya ketergantungan pihak pemberi kredit kepada pihak agunan konvensional.
Fungsi debitur untuk penerima kredit, yaitu:
• Mempercepat waktu yang diperlukan untuk mendapatkan persetujuan kredit, dan
• Nasabah yang baru akan mendapatkan akses yang lebih luas kepada pihak pemberi kredit dengan cara mengandalkan reputasi keuangannya tanpa ada ketergantungan atas kemampuan menyediakan agunan.
Teknologi Sistem Informasi Perbankan
Dengan adanya teknologi sistem informasi bisa memudahkan sistem informasi perbankan yang dibutuhkan oleh masyarakat luas. Teknologi sistem informasi merupakan suatu sistem pengolahan pelayanan jasa dan data keuangan perbankan secara elektronis dengan menggunakan sarana telekomunikasi, komputer, dan sarana elektronik lainnya.
Penggunaan teknologi sistem informasi perbankan ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pelayanan kepada masyarakat maupun pelayanan tugas.
Yang berperan Dalam penggunaan teknologi sistem informasi, antara lain.
1. Dalam hal penyelenggaraan teknologi informasi oleh pihak bank
• Menerapkan sistem pengendalian manajemen dalam teknologi sistem informasi,
• Melaksanakan fungsi audit internal dalam teknologi sitem informasi,
• Mempunyai alat monitor,
• Menerapkan prinsip maupun ketentuan terhadap sistem pengamanan dan pengawasan, dan
• Mempunyai DRP (Distater Recovery Plan).
2. Dalam hal penyelanggaraan teknologi sistem informasi yang dilakukan pihak ketiga
• Memastikan semua hal yang ada pada ketentuan bisa dipenuhi oleh penyelenggara jasa teknologi sistem informasi,
• Melakukan evaluasi berkala terhadap kehandalan penyelenggara jasa teknologi sistem informasi,
• Membuat perjanjian secara tertulis, dan
• Menyampaikan laporan kepada bank Indonesia (BI).
Perkembangan Teknologi Komputer di Perbankan
Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, berdampak pula pada dunia transaksi perbankan. Saat ini perbankan sudah mulai menggunakan teknologi yang berbasis komputer. Hal ini dilakukan dengan tujuan mempermudah transaksi dengan para nasabah.
Awalnya transaksi bisa dilakukan dengan cara melayani nasabah bertemu secara langsung ataupun nasabah harus datang ke cabang-cabang bank yang disediakan bank. Namun, sekarang sudah lebih mudah, sebab bank mulai menggunakan teknologi berbasis komputer, bahkan sudah bisa mengakses melalui internet baik dengan mobile maupun sms sudah banyak diterapkan oleh bank-bank yang ada.
Dalam dunia perbankan, perkembangan dalam teknologi informasi membuat sistem informasi perbankan menjadi lebih mudah. Dengan begitu, para pengusaha mengubah strategi bisnis dengan menempatkan teknologi dalam unsur utama sistem informasi perbankan.
Dengan adanya jaringan komputer komunikasi atau hubungan antara para nasabah dengan pihak bank bisa menjadi lebih efisien, cepat, dan hemat. Misalnya, melalui teleconference maupun email.
Kriteria pemilihan yang baik untuk software komputer perbankan dengan kebutuhan bank secara umum dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut.
1. Kemampuan Dokumentasi atau Penyimpanan Data
Klasifikasi dan jenis data banyak yang relatif banyak harus ditampung oleh software yang nantinya akan digunakan, termasuk dengan pertimbangan dari segi keamanan data tersebut. Jumlah nasabah dan frekuensi serta jumlah transaksi harian yang besar membutuhkan memori komputer yang besar pula.
Selain itu, membutuhkan kecepatan yang tinggi dari processor. Misalnya, Bank Perkreditan Rakyat kurang efisiensi dalam menggunakan mesin besar misalnya AS/400 dalam operasionalnya, sebab cakupan dan kapasitas geografis Bank Perkreditan rakyat relative kecil.
2. Keluwesan (Flexibility)
Operasional bank terus mengalami perkembangan sesuai dengan kebutuhan yang berubah-ubah dan mungkin kian bertambah dikemudian hari meskipun informasi dasarnya tetap sama. Keadaan ini harus bisa diantisipasi oleh perangkat lunak komputer hingga batas-batas tertentu.
Setiap bank memiliki prosedur dan sistem yang berbeda meskipun informasi ataupun data dasar yang diolahnya sama. Perangkat lunak komputer yang sifatnya fleksibel bisa digunakan oleh dua bank yang mempunyai kapasitas sama namun prosedur dan sistemnya berbeda.
3. Sistem Keamanan
Sebagai agen of truth atau lembaga kepercayaan masyarakat, bank membutuhkan sistem keamanan yang tinggi untuk menjaga kauangan nasabah atau kerahasiaan data dan mencegah penyalahgunaan keuangan atau data oleh pihak lain yang tidak bertanggung kawab. Software perbankan yang baik harus menyediakan pengamanan dan pengendalian tersebut.
4. Kemudahan Penggunaan (user friendly)
Mudah dioperasikan bukan berarti setiap user (pemakai) bisa mengakses ke software tersebut melainkan petugas yang memang memiliki kewenangan mudah dalam mengoperasikan proses yang menjadi tangung jawabnya. Tahap input , proses, dan output yang dilakukan oleh software tersebut tidak menjadi hambatan dalam kegiatan perbankan secara menyeluruh. Sistem aplikasi komputer yang baik bisa mendeteksi kesalahan dalam pengoperasiannya, yaitu dengan memberikan petunujk pemecahan masalahnya dan memberikan error message.
5. Sistem Pelaporan (Reporting system)
Informasi atau data yang diperlukan harus bisa disajikan dalam bentuk yang mudah dimengerti dan jelas. Bank membutuhkan laporan-laporan yang jelas dan lengkap tersebut terutama untuk kepentingan proses pemeriksaan maupun penyajian laporan yang bisa dimengerti oleh pihak-pihak lainnya yang berkepentingan. Hal ini bertujuan agar setiap bank keuangannya lebih transparan dan dapat dipertanggungjawabkan.
6. Aspek Pemeliharaan
Kinerja software perbankan diharapkan berjalan stabil selama bank sedang beroperasi. Kondisi ini pastinya membutuhkan aspek pemeliharaan yang baik, dalam arti secara teknis tidak membutuhkan biaya yang relatif mahal dan tidak sulit untuk dilakukan. Pemeliharaan juga berkaitan dengan perbaikan atau pergantian modifikasi (pengembangan software) atau teknis peralatan.
7. Source Code
Software perbankan pada dasarnya ialah program paket yang sudah di-compile sehingga menjadi excecutable file. File program itu biasanya tidak bisa diubah maupun dimodifikasi seandainya bank mempunyai keinginan untuk mengubah atau menambah fasilitas tambahan dari software tersebut. Kondisi ini bisa diatasi apabila pihak bank memiliki dan memahami software tersebut dalam bentuk source code atau bahasa pemograman aslinya.

daftar pustaka : http://www.anneahira.com/sistem-informasi-perbankan.htm